Thursday, February 26, 2009

Meski Tanpa Kerja Sama dengan Industru Rokok, Jakarta International Java Jazz Festival 2009 Dapat Berlangsung

Karena itu, Komisi Nasional Perlindungan Anak menyampaikan terima kasih kepada PT Java Festival Production, penyelenggara acara ini.

"Industri rokok membentuk ketergantungan industri musik Indonesia dengan menjadikan produknya sebagai sponsor utama berbagai even musik. Jadi tidak mengherankan apabila sponsorship yang dilakukan industri rokok saat ini dibela oleh banyak pihak seperti musisi bahkan masyarakat secara umum," papar Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak
Seto Mulyadi di Jakarta, Rabu (25/2).

Padahal sesuai studi tentang Dampak Keterpajanan Iklan Rokok dan Kegiatan yang Disponsori Industri Rokok tehadap Aspek Kognitif, Sikap dan Perilaku Merokok Remaja (Komnas Anak-UHAMKA, 2007) membuktikan 81 persen anak-anak pernah mengikuti kegiatan yang disponsori industri rokok.

Kegiatan sponsorship rokok ini berperan dalam inisiasi merokok pada anak-anak dan menyebabkan anak yang telah berhenti merokok kembali merokok karena turut menghadiri kegiatan yang disponsori oleh industri rokok. Studi ini secara jelas membuktikan bahwa iklan, promosi dan sponsor rokok berpengaruh terhadap inisiasi merokok pada anak dan remaja.

Rokok yang selama ini menjadi sponsor berbagai kegiatan sejatinya adalah produk yang mengandung 4000 racun berbahaya dimana 69 di antaranya adalah zat karsinogenik (penyebab kanker). Lebih dari 70.000 artikel ilmiah membuktikan ba hwa produk tembakau menyebabkan penyakit dan membunuh setengah dari konsumennya.

WHO melaporkan tembakau membunuh 100 juta jiwa pada abad ke-20 dan diperkirakan akan membunuh 1 miliar orang pada abad ini. Di Indonesia sendiri, tembakau membunuh 427.948 ji wa pada tahun 2001 atau sebanyak 1.172 jiwa setiap harinya (Soewarta Kosen, 2004).

Saat ini Indonesia menempati posisi ketiga negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia (WHO 2008) dengan jumlah perokok anak-anak yang semakin meningkat setiap tahu nnya. Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik menunjukkan, prevalensi perokok remaja
usia 15-19 tahun mengalami lonjakan sebanyak 144 persen selama tahun 1995 hingga 2004. Dari 13,7 persen pada tahun 1995 menjadi 32,8 persen pada tahun 2004. Survei ini juga menunjukkan perokok yang mulai merokok pada usia 5-9 tahun meningkat lebih dari 4 kali lipat, dari 0,4 persen pada tahun 2001 menjadi 1,8 persen pada tahun 2004. (LOK)

sumber: http://kesehatan. kompas.com/ read/xml/ 2009/02/25/ 19362664/ tanpa.rokok. konser.musik. tetap.jalan